BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Sumberdaya ekonomi
Mata kuliah perilaku konsumen ini membahas sumberdaya manusia dalam proses pembangunan ekonomi dalam konteks untuk mengurangi kesenjangan pembangunan ekonomi yang pada dasarnya harus dilihat dari aspek peningkatan kualitasnya.
Dengan kualitas sumber daya manusia yang semakin meningkat, akan dapat mendorong peningkatan produktivitas ekonomi sekaligus sebagai modal dasar untuk memacu pertumbuhan ekonomi.
Bagi kebayakan negara-negara yang tingkat pembangunan ekonominya sudah tergolong lebih maju, produktivitas sumber daya manusia secara teknis telah dijadikan sebagai instrumen terpenting untuk mempertahankan pencapaian laju pertumbuhan ekonomi, sekaligus dalam upaya untuk memperkuat basis struktural perekonomiannya.
Didalam makalah ini akan dibahas tentang seluk-beluk daripada sumber daya konsumen dan pengetahuan konsumen yang lebih dalam lagi.

A. Pengertian sumber daya ekonomi
Potensi sumber daya ekonomi atau lebih dikenal dengan potensi ekonomi pada dasarnya dapat diartikan sebagai sesuatu atau segala sesuatu sumber daya yang dimiliki baik yang tergolong pada sumberdaya alam (natural resources/endowment factors) maupun potensi sumberdaya manusia yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai modal dasar pembangunan ekonomi yang ketergantungan terhadap sumberdaya secara struktural harus bisa dialihkan pada sumber daya alam lain.
Misalnya
 Penggunaan energi sinar matahari, panas bumi, atau gelombang laut termasuk angin, akan dapat mengurangi ketergantungan manusia terhadap sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui.
 Sumberdaya alam yang tidak dapat diperbarui (non-renewable or exhaustible resources). Jenis sumber daya ini pada dasarnya meliputi sumber daya alam yang mensuplai energi seperti minyak, gas alam, uranium, batubara serta mineral yang non energi. Sumberdaya alam jenis ini bisa habis baik karena sifatnya yang tidak bisa diganti oleh proses alam maupun karena proses penggantian alamiahnya berjalan lebih lamban dari jumlah pemanfaatannya.
 Sumber daya alam yang potensial untuk diperbarui (potentially renewable resources). Kategori sumberdaya alam ini tergolong sumberdaya alam yang bisa habis dalam jangka pendek jika digunakan dan dicemari secara cepat, namun demikian lambat laun akan dapat diganti melalui proses alamiah
Sumberdaya alam ini keberadaannya harus dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam kerangka untuk mendorong, mempercepat dan menunjang proses pembangunan wilayah (daerah).
Namun demikian penting untuk diperhatikan aspek ketersediaan termasuk daya dukungnya terhadap mobilitas pembangunan daerah, karena apabila sumberdaya alam dengan 3 kategori ini dimanfaatkan dengan tidak bijaksana dan baik maka akan menimbulkan stagnasi dan kemunduran dinamika pembangunan ekonomi akan semakin cepat menjelma atau merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindarkan.
Disamping komponen sumberdaya alam, pada saat ini peranan sumberdaya manusia (human resources) dalam konteks kegiatan pembangunan ekonomi termasuk pembangunan ekonomi daerah (wilayah) semakin signifikan.
Faktor sumber daya manusia ini telah menghadirkan suatu proses pemikiran baru dalam teori-teori pembangunan ekonomi, yang menempatkan sumberdaya manusia sebagai poros utama pembangunan ekonomi baik dalam skala global, nasional maupun daerah.
Strategi pembangunan ekonomi yang berbasis pada pengembangan sumberdaya manusia (human resources development) dianggap sangat relevan dan cocok dengan kondisi dan karakter pembangunan ekonomi terutama di negara-negara berkembang.

Strategi pembangunan ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang pakar perencanaan pembangunan ekonomi berkebangsaan Pakistan yang bernama Mahbub Ul Haq yang pada saat itu menjadi konsultan Utama United Nation Development Programme (UNDP).

Mahbub Ul Haq berpendapat bahwa pengembangan sumberdaya manusia harus dijadikan landasan utama dalam kebijakan pembangunan ekonomi di negara-negara sedang berkembang, dan hal ini dianggap penting mengingat ketertinggalan negara-negara berkembang terhadap negara-negara industri maju dalam tingkat kesejahteraan ekonomi seperti kualitas dan standar hidup hanya akan dapat diperkecil manakala terjadi peningkatan yang sangat signifikan dalam pengembangan kualitas sumberdaya manusia.

Dari pola pemikiran seperti diatas maka takaran peranan sumberdaya manusia dalam proses pembangunan ekonomi dalam konteks untuk mengurangi kesenjangan pembangunan ekonomi pada dasarnya harus dilihat dari aspek peningkatan kualitasnya.

Dengan kualitas sumberdaya manusia yang semakin meningkat, akan dapat mendorong peningkatan produktivitas ekonomi sekaligus sebagai modal dasar untuk memacu pertumbuhan ekonomi.Bagi kebayakan negara-negara yang tingkat pembangunan ekonominya sudah tergolong lebih maju, produktivitas sumberdaya manusia secara teknis telah dijadikan sebagai instrumen terpenting untuk mempertahankan pencapaian laju pertumbuhan ekonomi, sekaligus dalam upaya untuk memperkuat basis struktural perekonomiannya.

Dalam era globalisasi, kualitas sumberdaya manusia yang handal akan sangat membantu suatu negara untuk memenangkan kompetisi atau persaingan dalam perekonomian global sekaligus dapat menjaga eksistensi negara tersebut dalam percaturan dan dinamika perekonomian dunia yang semakin kompetitif.

1.2 Sumber Daya Sementara

Waktu merupakan variable yang semakin penting dalam memahami perilaku kegiatan konsumen,karena konsumen mayoritas semakin mengalami kemiskinan akan waktu.namun demikian ada Barang yang Menggunakan Waktu yang sangat pribadi yaitu waktu senggang.

Berikutnya sumber daya kognitif produk yang diklasifikasikan menurut sifat waktu konsumen disebut barang waktu atau Time Goods yang terdiri dari:

 Barang yang menggunakan waktu

Produk yang memerlukan pemakaian waktu dala mengkonsumsinya. Contoh: Menonton TV, Memancing, Golf, Tennis (waktu Senggang) Tidur, perawatan pribadi, pulang pergi (waktu wajib).

 Barang Penghemat Waktu

Produk yang menghemat waktu memungkinkan konsumen meningkatkan waktu leluasa mereka.
Contoh: oven microwave, pemotong rumput, fast food.

1.3 Sumber Daya Kognitif

Sumber daya kognitif adalah kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan.
Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya skema-skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya, dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme.

Melalui proses penyesuaian tersebut, sistem kognisi seseorang berubah dan berkembang sehingga bisa meningkat dari satu tahap ke tahap di atasnya. Proses penyesuaian tersebut dilakukan seorang individu karena ia ingin mencapai keadaan equilibrium, yaitu berupa keadaan seimbang antara struktur kognisinya dengan pengalamannya di lingkungan.

Seseorang akan selalu berupaya agar keadaan seimbang tersebut selalu tercapai dengan menggunakan proses penyesuaian
Dengan demikian, kognisi seseorang berkembang bukan karena menerima pengetahuan dari luar secara pasif tapi orang tersebut secara aktif mengkonstruksi pengetahuannya.

1.4 Peranan Sumber daya Ekonomi Dalam Pembangunan Ekonomi Daerah

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam era otonomi daerah dewasa ini, kecepatan dan optimalisasi pembangunan wilayah (daerah) tentu akan sangat ditentukan oleh kapasitas dan kapabilitas sumberdaya ekonomi (baik sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia).

Keterbatasan dalam kepemilikan sumber daya alam dan sumberdaya manusia yang berkulitas dapat menimbulkan kemunduran yang sangat berarti dalam dinamika pembangunan ekonomi daerah.

Konsekuensi lain yang ditimbulkan sebagai akibat terbatasnya kapasitas dan kapabilitas sumberdaya ekonomi yang dimiliki daerah adalah ketidakleluasaan daerah yang bersangkutan untuk mengarahkan program dan kegiatan pembangunan ekonominya, dan situasi ini menyebabkan munculnya pula disparitas pembangunan ekonomi wilayah.

Kondisi ini tampaknya menjadi tak terhindarkan terutama bila dikaitkan dengan pelaksanaan otonomi daerah dewasa ini banyak menganalisis tentang dinamika ketimpangan dan pembangunan ekonomi antar wilayah, mengungkapkan bahwa salah satu penyebab munculnya ketimpangan pembangunan ekonomi antar wilayah di Indonesia adalah adanya perbedaan dalam karakteristik kelimpahan sumberdaya alam (resources endowment) dan sumberdaya manusia (human resources).

Disamping beberapa faktor lain yang juga sangat krusial seperti perbedaan demografi, perbedaan potensi lokasi, perbedaan aspek aksesibilitas dan kekuasaan (power) dalam pengambilan keputusan serta perbedaan aspek potensi pasar.

Dengan pola sebagaimana diilustrasikan diatas dapat digarisbawahi bahwa pengelolaan, ketersediaan, dan kebijakan yang tepat, relevan serta komprehensif amat dibutuhkan dalam kaitannya dengan percepatan proses pembangunan ekonomi daerah dan penguatan tatanan ekonomi daerah yang pada gilirannya dapat menjamin lanjutan dari proses pembangunan ekonomi yang dimaksud.

Namun amat disayangkan, dinamika pelaksanaan pembangunan ekonomi wilayah (daerah) dalam era otonomi daerah dewasa ini, memiliki atau menampakkan suatu kedenderungan dimana daerah yang kaya akan sumberdaya alam lebih cepat menikmati kemajuan pembangunan bila dibandingkan dengan wilayah lain yang miskin akan sumberdaya alam, hal ini diperparah lagi dengan keterbatasan kualitas sumberdaya manusia atau SDM.

BAB II
PENGETAHUAN ORGANISASI ATAU KONSUMEN

2.1 Pengetahuan konsumen

Pengetahuan Konsumen akan Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Apa yang dibeli, berapa banyak yang dibeli, dimana membeli dan kapan membeli akan tergantung kepada pengetahuan konsumen mengenai hal-hal tersebut.

Pengetahuan Konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.
Seorang Konsumen akan melihat suatu produk berdasarkan kepada karakteristik atau ciri atau atribut dari produk tersebut. Setiap konsumen mungkin memiliki kemampuan yg berbeda dalam menyebutkan karakteristik/atribut dari suatu produk. Hal ini disebabkan karena perbedaan pengetahuan yang dimilikinya.
Pengetahuan mengenai atribut tersebut akan mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Pengetahuan yg lebih banyak akan memudahkan konsumen dlm memilih produk yang akan dibelinya. Seorang Konsumen mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan karena mengetahui manfaat produk tersebut bagi kesehatan tubuhnya. Manfaat yg dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi produk tersebut akan menpengaruhi konsumen.
selanjutnya akan disebutkan sebagai pengetahuan tentang manfaat produk Dua Jenis Manfaat
(1) Manfaat Fungsional, yaitu manfaat yg dirasakan konsumen secara fisiologis
(2) Manfaat Psikososial, yaitu aspek psikologis dan aspek sosial yang dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi suatu produk
Pengetahuan Pembelian terdiri atas pengetahuan tentang toko, lokasi produk di dalam toko dan penempatan produk yang sebenarnya di dalam toko tersebut. Konsumen cenderung lebih senang mengunjungi toko yang sudah dikenalnya untuk berbelanja, karena telah mengetahui dimana letak produk di dalam toko tersebut.
Hal ini akan memudahkan konsumen untuk berbelanja karena konsumen bisa menghemat waktu dalam mencari lokasi produk. Store contact meliputi tindakan mencari outlet, pergi ke outlet dan memasuki outlet. Product contact, konsumen akan mencari lokasi produk, mengambil produk tsb dan membawanya ke kasir Transaction, konsumen akan membayar produk tsb dengan tunai, kartu kredit, kartu debet atau alat pembayaran lainnya.
Suatu produk akan memberikan manfaat kepada konsumen jika produk tsb telah digunakan/ dikonsumsi. Agar produk tsb bisa memberikan manfaat yang maksimal dan kepuasan yg tinggi, maka konsumen harus bisa menggunakan/ mengkonsumsi produk tersebut dengan benar.

2.2. Jenis-jenis pengetahuan konsumen

Pengetahuan konsumen terbagi atas 3 macam, antara lain :

1. Pengetahuan produk, adalah kumpulan informasi yang dimiliki konsumen mengenai produk semisal merk, fitur produk, harga pasaran, kualitas dan kepercayaan terhadap produk.
Jenis pengetahuan produk diantaranya :

1. Pengetahuan tentang karakteristik atau atribut produk
2. Pengetahuan tentang manfaat produk
3. Pengetahuan tentang kepuasan yang diberikan prosuden kepada konsumen

2. Pengetahuan pembelian, terdiri dari pengetahuan tentang toko, lokasi barang serta penempatan barang produk yang ada di dalam toko tersebut.
Perilaku membeli yang ada pada diri konsumen diantaranya :

1. Store contact. Tindakan mencari, melihat dan mengunjungi outlet.
2. Product contact. Tindakan mencari, memilih, mengambil dan membawa nya ke kasir untuk dibeli.
3. Transaction. Konsumen akan membayar atas produk yang telah dipilihnya dengan menggunakan kartu kredit, kartu debet maupun tunai.

3. Pengetahuan pemakaian yaitu suatu produk dapat berfungsi dengan baik bila konsumen mengetahui cara penggunaannya. Maka dari itu, produsen harus membantu konsumen dengan cara memberi informasi yang jelas untuk dapat menggunakan produk tersebut. Informasi dapat melalui catatan pada kemasan maupun iklan atau melalui jasa sales.

2.3 Struktur pengetahuan konsumen
Sistem kognisi manusia dapat menginterprestasikan berbagai jenis informasi dan oleh karena itu menghasilkan pengetahuan,arti dan kepercayaam.secara umum seseorang memiliki dua jenis pengetahuan yaitu:
 Pengetahuan umum tentang perilaku mereka
 Pengetahuan procedural tentang bagaimana melakukan sesuatu
Pengetahuan umum konsumen mengacu pada interprestasi seseorang terhadap informasi releven dilingkunganya.
Misalnya:
Konsumen menciptakan pengetahuan umum tentang kategori produk,toko,perilaku orang lain bahkan perilaku diri sendiri.Pengetahuan umum konsumen bersifat episodic atau semantic.pengetahuan episodic berhubungan dengan kejadian khusus yang yang terjadi dalam hidup seseorang.konsumen juga memiliki pengetahuan semantic tentang objek dan kejadian dilingkungan.komponen pengetahuan episodic dan semantic dari pengetahuan umum memiliki atau dapat memberi pengaruh yang kuat terhadap pengambilan keputusan dan perilaku nyata konsumen.
Pengetahuan procedural mengacu tentang bagaimana melakukan sesuatu,pengetahuan procedural dikatakan sebagai suatu produksi yang menghubungkan suatu konsep atau kajadian dengan perilaku yang tepat.
Konsumen juga mempelajari sejumlah besar pengetahuan procedural yang sebagian besar diantaranya sangat khusus untuk situasi tertentu.baik pengetahuan procedural maupun pengetahuan umum memilik pengaruh penting terhadap perilaku konsumen.
Seseorang memiliki dua jenis struktur pengetahuan masing-masing jenis adalah suatu jaringan asosiatif dari arti-arti yang dihubungkan.struktur pengetahuan tersebut didasarkan pada situasi pengambilan keputusan yang dapat mempengaruhi proses konitif yang merupakan suatu pengetahuan konsumen tentang suatu produk yang meliputi,kema toko,merek, dan kategori produk konsumen.

2.4 Pengetahuan konsumen terhadap produk
Konsumen memiliki tingkatan pengetahuan produk yang berbeda yang dapat digunakan untuk menerjemahkan informasi baru dan membuat pilihan pembelian.tingkata pengetahuan konsumen dibentuk ketika seseorang mengkombinasikan beberapa konsep arti kedalam kategori pengetahuan yang lebih besar dan lebih abstrak.
Konsumen dapat memiliki tiga jenis pengetahuan tentang ciri atau karakter produk,konsekuensi atau manfaat positif menggunakan produk dan nilai yang akan dipuaskan atau dicapai oleh produk.pemasar telah memikirkandan menganalis ketiga tingkatan pengetahuan produk konsumen tersebut,yang selanjutnya akan dibahas di dalam makalah ini.yakni:
 Produk sebagai seperangkat ciri
Keputusan tentang ciri produk adalah elemen penting dalm strategi pemasaran.dalam keterbatasan bagian produksi dan sumber daya keuangan,manajer pemasaran dapat menambah ciri baru pada suatu produk.dari sudut pandanf pemprosesan kognitif,kita dapat mempertanyakan apakah konsumen memiliki pengetahuan tentang semua cirri,dan apakah konsumen menggunakan pengetahuan tentang suatu produk atau merk.
Pemasar perlu mengetahui ciri produk mana yang paling penting bagi konsumen,apa arti ciri tersebut bagi konsumen, dan bagaimana konsumen menggunakan pengetahuan tersebut dalam proses pemahaman dan pengambilan keputusan.
 Produk sebagai perangkat manfaat.
Pemasar juga menyadari bahwa konsumen sering berfikir tentang produk dan merk dalam konteks konsekuensinya,bukan cirri-cirinya.konsekuensi adalah apa yang terjadi pada konsumen ketika suatu produk dibeli dan dikomsumsi.Konsumen dapat memiliki pengetahuan tentang dua jenis konsekuensi dua produk yaitu fungsional dan psikososial.
Konsekuensi fungsional adalah dampak tak nyata dari penggunaan suatu produk yang dialami konsumen,sedangkan konsekuensi psikososial mengacu pada dampak psikologis dan social dari penggunaan dari suatu produk.
Pengetahuan produk konsumen berisikan kepercayaan tentang konsekuensi funfsional dan psikososial.karena konsumen sering berpikir tentang produk dan merk sebagai seperangkat menfaat ketmbang seperangkat ciri,maka pemasar dapat membagi konsumen menjadi beberapa segmen pasar sesuai dengan keinginan mereka terhadap konsekuensi produk.proses ini disebut sebagai segmentasi manfaat.
Disamping itu pemasar juga mempertimbangkan risiko yang diperkirakan dimana konsekuensi yang tak diharapkan dari suatu produk yang ingin dihindari oleh konsumen ketika mereka membeli dan menggunakan produk.

 Produk sebagai pemuas nilai
Konsumen juga memiliki pengetahuan tentang nilai pribadi dan simbolis yang dapat dipenuhi atau dipuaskan oleh suatu produk atau merk adalah sasaran hidup yang luas dari masyarakat.Nilai juga melibatkan efeksi sehubungan dengan tujuan dan kebutuhan tersebut.nilai yang merupakan konsep pribadi seseorang yaitu pengetahuan tentang diri mereka sendiri sebagai nilai inti dari suatu elemen atau jaringan asosiatif pengetahuan tentang diri sendiri yang saling berhubungan.
Konsumen dapat memiliki pengetahuan produk tenteng cirri produk,konsekuensi menggunakan produk,dan nilai personal.sebagian besarriset pemasaran berfokus pada suatu jenis pengetahuan produk yaitu cirri produk walaupun kadang kala berupa konsekuensi yang berfokus pada manfaat ketimbang resiko yang dapat ditimbulkan.

2.5 Pasar konsumen dan perilaku konsumen

A.Pengertian pasar konsumen
Pasar konsumen adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau mendapatkan baranh atau jasa untuk konsumsi pribadi.Sedangkan perilaku pembelian konsumen adalah perilaku pembelian konsumen akhir atau individu dan rumah tangga,yang membeli barang atau jasa untuk konsumsi pribadi.

B. Model perilaku konsumen
Pemasar ingin memahami bagaimana rangsangan itu diubah menjadi tanggapan dalam kotak hitam konsumen diantaranya adalah:
1. Karakteristik pembeli mempengaruhi bagaimana dia mempersepsikan dan bereaksi terhadap ransangan
2. Proses pengambilan keputusan pembelian itu sendiri mempengaruhi perilaku pembeli.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
1. Faktor-factor budaya
 Budaya:serangkain nilai dan persepsi,keinginan,dan perilaku dasar yang dipelajari oleh anggota masyarakat dari keluarga dan instansi penting lain.
 Sub-budaya:kelompok orang yang memillik system nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang serupa.
 Kelas social:pembagian kelompokmasyarakat yang relative permanent dan teratur dimana anggoota memiliki nilai,minat dan perilaku yang serupa.

2. Faktor-faktor social
 Kelompok;dua atau lebih sekolompokorang yang berinteraksi untuk memenuhi tujuan individu aaatau tujuan bersama
 Keluarga besar
 Peran dan status:peran terdiri dari sejummlah aktifitas yang diharapkan untuk dilakukan menurut orang-orang disekitarnya.

3. Faktor-faktor pribadi
 Umur dan tata siklus hidup
 Pekerjaan
 Situasi ekonomi
 Gaya hidup:pola hidup seseorang yang menggambarkan pada aktivitas.interest dan opinionorang tersebut.
 Kepribadian dan konsep diri.

4. Faktor-faktor psikologis
 Mitivasi:kebutuhan yang mendorong seseorang secara kuat mencari kepuasan atas kebutuhan tersebut
 Persepsi:proses menyeleksi,mengatur informasi guna membentuk gambaran
 Pembelajaran,perubahan perilaku seseorang karena pengalaman
 Keyakinan dan sikap:sikap merupakan evaluasi,perasaan dan kecenderungan yang konsisten terhadap suatu objek atau ide.

2.6 Tipe perilaku pembelian konsumen
a. Perilaku pembelian konsumen
Perilaku pembelian konsumen dalam situasi yang bercirikan adnya keterlibatan konsumen yang sangat tinggi dalam membeli dan adanya persepsi yang signifikanmengenai perbedaan diantara merk.
b. Perilaku pembelian pengurngan disonansi
Perilaku pembelian dalam situasi dimana pembeli mempunyai keterlibatan yang tinggi tetapi melihat hanya sedikit perbedaan diantara merk.
c. Perilaku pembelian kebiasaan
Suatu situasi dimana konsumen mempunyai keterlibatan rendah dan perbedaan yang tidak jauh antar merk.

d. Perilaku pembelian pencarian variasi
Perilaku pembelian konsumen dalam situasi dimana konsumen menpunyai tingkat keterlibatan yang rendah tetapi mempersepsikan adnya perbedaan merk,yang signifikan.

2.7 Tipe-tipe keputusan
A. Jenis-jenis keputusan
1. Keputusan terprogram
Yaitu keputusan yang dibuat untuk menagani situasi atau masalah yang cukup sering terjadi,sehingga pembuat keputusan dapat membuat aturan-aturan pembuatan keputusan untuk diterapkan dimasa depan.
Misalnya:
Keputusan untuk memesan persediaan ketoka persediaan berada pada level tertentu.
2. Keputusan tidak terprogram
Yaitu keputusan yang dibuat dalam menanggani situasi yang unik,tidak familier,dan tidak tersruktur serta menimbulkan konsekuensi penting bagi organisasi.
3. Keputusan setengah terprogram
Yaitu keputusan yang sebagian dapat deprogram,sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak tersruktur.keputusan ini bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan serta analisis yang terperinci.

B.Langkah-langkah pengambilan keputusan
 Pengakuan terhadap persyaratan keputusan
Para manajer menghadapi persyaratan keputusan,baik dalam bentuk masalah maupun kesempatan.suatu masalah terjadi ketika pencapaian organisasional kurang dari sasran yang ditetapkan.
 Diagnosis dan analisis penyebab
Ketika masalah dan kesempatan telah menarik perhatian manager,pemahaman situasi harus diperjelas.diagnosis adalah salah satu langkah dalamm proses pengambilan keputusan.
 Pemilihan alternative yang diharapkan
Ketika beberapa alternative telah dikembangkan,harus dippilih salah satunya .keputusan pilihan adalah seleksi yang paling menjanjikan dari beberapa alternative tindakan.

Didalam makalah ini telah dipaparkan apa yang menjadi sumber daya konsumen serta pengetahuan konsumen yang didasarkan pada peningkatan ekonomi,dimana setiap mausia dituntut memiliki sumber daya manusia yang professional dan berkualitas untuk mengelola sumber alam yang telah tersedia.
Dengan adanya sumber daya tersebut maka dalam teori perilaku konsumen ini,setiap orang atau konsumen mampu atau telah memiliki tingkat ekonomi yang cukup baik untuk dapat menjangkau suatu produk tertentu dan mempunyai pengetahuan khusus tentang produk yang hendak di beli atau dikonsumsi,dan selanjutnya melakukan tindakan keputusan untuk membeli product tersebut dalam proses memperlancar peningkatan ekonomi dan proses pemasaran.

BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan pada bab terdahulu, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Studi perilaku konsumen muncul seiring dengan berkembangnya konsep pemasaran, yang merupakan cara pandang pemasar dalam menghadapi konsumen dan pesaingnya, di mana pemasar berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen secara lebih efektif dari para pesaingnya.
Tujuannya adalah memperoleh kepuasan pelanggan. Sehingga ilmu perilaku konsumen dibutuhkan untuk mengidentifikasi apa kebutuhan dan keinginan konsumen dan pelanggan tersebut sehingga pemasar mampu menyusun dan mengimplementasikan strategi pemasaran yang tepat untuk karakteristik konsumen yang menjadi target pasar.
Pemahaman tentang konsumen ini diperoleh pemasar melalui penelitian-penelitian perilaku konsumen sehingga dapat dipertanggung-jawabkan kebenaran informasi yang terima dan digunakan dalam penyusunan strategi pemasaran.
Konsumen dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka memiliki peran yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan sebagai initiator, influencer, buyer, payer atau user.
Dalam upaya untuk lebih memahami konsumennya sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan dapat menggolongkan konsumennya ke dalam kelompok yang memiliki kemiripan tertentu, yaitu pengelompokan menurut geografi, demografi, psikografi, dan perilaku.

B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi SUMBER DAYA KONSUMEN DAN KEMAMPUAN KONSUMEN, yang telah menjadi bagian dari mata kuliah PERILAKU KONSUMEN,tentu masih banyak kelemahan dan kekurangan dari makalah ini,karena masih terbatasnya pengetahuan dan kurangya rujukan atau refrensi yang berhubungan dengan makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang bijaksana sudi memberikan saran ataau pun masukan yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah inidan makalah di kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya dan juga prodi manajamen pada umunya.
Kami mengucapan terima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan, dan semua pihak atas segala bentuk dukungan yang diberikan.